Wednesday, September 29, 2010

My favourite story :)

بِسۡمِ اللهِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِيۡمِ

: ) : ) : ) : ) : ) : )

Antara cerita2 indah yang telah kutemui dan ku sukai adalah cerita mengenai seorang insan yang tabah lagi cekal tapi selalu tersenyum , beliau bernama Julaibib r.a . Mungkin ada yang pernah terdengar perihal beliau tapi ku rasakan mungkin juga ramai masih tidak mengetahui. Kesempatan ini , ku ingin berceritakan perihal hidup Julaibib yang kusenangi dan kan ku ingat sepanjang hayat.

Julaibib nama diberi , digelar sedemikian , kerana tubuhnya yang kerdil tanpa tahu nasab atau siapa ibu bapanya , nama itu adalah simbolisme kepada segala yang tidak lengkap, cacat , luar kebiasaan. Sudah tentu , dia tidak inginkan nama yang buruk ini tapi apakan dayanya , itu sebutan orang ramai yang tidak termampu dia halang.
Perihal hidupnya susah tidak terbayang , apetah lagi di dalam masyarakat yang bergantung kepada tali persaudaraan ,perkauman, di kota Yathrib dimana tanpa kabilah maka tiadalah berkasta , maka ini adalah bencana sosial bagi seseorang itu pada masa itu.
Serba kekurangan dia berjuang untuk hidup dan dimana2 dia dicemuh masyarakat kerana rupanya , amat fakir kain badannya tidak pernah bersih sentiasa lusuh,fizikalnya yang kecil , kakinya rosak pecah tidak beralas ,tidur berbumbungkan langit diatas kerikil2 dan kesejukan malam. Padanya tiada satu pun harta yang berhak atasnya , cuma yang mampu adalah mengalas perut dengan air dari kolam2 awam. Bahkan tidak cukup dengan kesusahan ini , dia disisih masyarakat , Abu Barzah, pemimpin Bani Aslam, sampai-sampai berkata tentang Julaibib, “Jangan pernah biarkan Julaibib masuk diantara kalian! Demi Allah jika dia berani begitu, aku akan melakukan hal yang mengerikan padanya!”

Demikianlah Julaibib.Seolah dunia jauh benar menjadi sahabatnya.Seolah dunia ini mensisihkannya . Seolah hidupnya ini satu jenaka.Inilah yang ditempuhi Julaibib dari hari ke hari.


Allah yang maha pemurah lagi maha pengasihani. Jika Dia berkehendak akan sesuatu maka jadilah ia tanpa sebarang sebab jika Dia mahu. Dan apabila Dia menurunkan rahmat Nya , tiadalah yang dapat menghalang. Julaibib mendapat hidayahNya , hadiah yang berharga , rezeki tidak ternilai , dari ufuk timur ke barat cahaya suci rebutan ramai yang tidak terjumpa dimana2 kecuali diberi Allah swt .Dengan itu, berkat hidayah dia slalu memenuhi saf paling hadapan, tidak kira ketika solat ataupun jihad. Walaupun semua orang memandang buta kewujudannya dan memperlaku seolah ia tiada , RasulAllah s.a.w , rahmat sekian alam selalu memerhatikanya dan mengasihinya. Suatu hari , ketika Julaibib duduk di masjid nabawi, Nabi Allah s.a.w menegur " Wahai julaibib " dengan lemah lembut suara baginda " Tidakkah engkau ingin bernikah?".

"Siapakah orangnya Ya Rasulullah", kata Julaibib, "yang mahu menikahkan putrinya dengan diriku ini?"

Jawabnya dengan lembut dan tetap tersenyum. Tanpa prasangka dengan soalan tersebut juga tidak terguris akan hakikat hidupnya ,wajahnya tenang dan air mukanya jernih. X pernah dia salahkan takdir , x pernah juga dia bermurung akan takdir. Percaya kepada Allah dan rasulNya, nescaya hidup tidak akan bersedeh rupanya.
RasulAllah tersenyum, Allah dan rasulNya lebih mengetahui.
Hari yang berikutnya, diajukan seolan yang sama kepada sang Julaibib, dan dibalas juga jawapan yang serupa. Berkali-kali.
Tiga kali. Tiga hari berturut2.

Dan di hari ketiga itulah, RasulAllah menggamit lengan Julaibib dan membawanya ke salah satu rumah seorang pemimpin Anshar. "Aku ingin", kata RasulAllah pada si empunya rumah, "menikahkan putri kalian."

"Betapa indahnya dan betapa barakahnya", begitu si wali menjawab berseri-seri, mengira bahwa sang Nabi lah calon menantunya. "Ooh.. Ya Rasulullah,ini sungguh akan menjadi cahaya yang menyingkirkan temaram di rumah kami."

"Tetapi bukan untukku", kata Rasulullah, "ku pinang putri kalian untuk Julaibib"

"Julaibib?", nyaris terpekik ayah sang gadis

"Ya. Untuk Julaibib."

"Ya Rasulullah", terdengar helaan nafas berat. "Saya harus meminta pertimbangan isteri saya tentang hal ini"

"Dengan Julaibib?", isterinya berseru, "Bagaimana bisa? Julaibib berwajah lecak, tak bernasab, tak berkabilah, tak berpangkat, dan tak berharta. Demi Allah tidak. Tidak akan pernah putri kita menikah dengan Julaibib"

Perdebatan itu tidak berlangsung lama. Sang putri dari balik tirai berkata anggun, "Siapa yang meminta?"

Sang ayah dan sang ibu menjelaskan.

"Apakah kalian hendak menolak permintaan Rasulullah? Demi Allah, kirim aku padanya. Dan demi Allah, kerana Rasulullah yang meminta, maka tiada akan dia membawa kehancuran dan kerugian bagiku". Sang gadis yang solehah lalu membaca ayat ini :

"Dan tidaklah patut bagi lelaki beriman dan perempuan beriman, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata" (QS. Al Ahzab : 36)

Dan Rasulullah dengan tertunduk berdoa untuk sang gadis solehah, "Ya Allah, limpahkanlah kebaikan atasnya, dalam kelimpahan yang penuh barakah. Jangan Kau jadikan hidupnya payah dan bermasalah.."


Doa yang indah.Mereka hidup bersama~

Maka benarlah doa Sang Nabi. Maka Allah kurniakan jalan keluar baginya. Maka kebersamaan di dunia itu tak ditakdirkan terlalu lama. Julaibib telah dihajatkan langit mesti tercibir di bumi. Ia lebih pantas menghuni syurga daripada dunia yang bersikap tak terlalu bersahabat padanya.
Gendang perang berkumandang,dan seruan ini Julaibib mara ke barisan hadapan, seperti kebiasaan.

Kemudian..

Peperangan menentang kaum musyrikin tersebut akhirnya berpihak kepada kaum muslimin.

" Adakah sesiapa kehilangan angota keluarga dan rakan2?"
tanya Rasulullah.Mereka menjawab dan menjawab, kami kehilangan sekian dan sekian.Dan bertanya lagi nabi Allah, soalan yang sama kepada kumpulan yang lain.Dan mereka menjawab juga mereka telah kehilangan segelintir dan segelintir.Ditanyanya lagi , dan mereka menjawab , kami sudah kira semua dan tiada lagi yg tidak dikira.
Kemudian Rasulullah menjawab perlahan " Tapi aku telah kehilangan Julaibib , carilah dia"..

Maka ditemukanlah dia, Julaibib yang mulia. Terbunuh dengan luka-luka, semua dari arah muka. Di sekelilingnya terjelupuk tujuh jasad musuh yang telah ia bunuh. Sang Rasul, dengan tangannya sendiri mengafani Sang Syahid. Beliau saw mensolatkannya secara pribadi. Dan kalimat hari berbangkit. “Ya Allah, dia adalah bagian dari diriku. Dan aku adalah bagian dari dirinya.”

Di jalan cinta para pejuang, biarkan cinta berhenti di titik ketaatan. Melangkaui perasaan suka dan tidak . Melampaui batas cinta dan benci. Karena hikmah sejati tak selalu terungkap di awal pagi. Karena seringkali kebodohan merabunkan kesan sesaat. Maka taat adalah kepentingan yang kadang membuat perasaan-perasaan terkibas.

Tapi yakinlah, di jalan cinta para pejuang, Allah lebih tahu tentang kita. Dan Dialah yang akan menentukan pentas kepahlawanan para hamba2 yang taat. Dan semua akan berakhir seindah surga. Surga yang telah dijanjikanNya..

dia adalah bagian dari diriku
dan aku adalah bagian dari dirinya
-Rasulullah, tentang Julaibib-


Kisah ini diambil dan diterjemah dari beberapa website lain yang menceritakan kisah hidup Julaibib disamping juga yang telah diketahui dari ku.


: ) : ) : ) : ) : ) : )


2 comments: